Nightfall Chapter 854

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Babak 854: Gadis dari Laut Selatan

Penerjemah: Transn Editor: Transn

Tidak ada apa pun di dunia ini yang bisa dirahasiakan. Sebaliknya, seringkali, berita menyebar lebih cepat karena itu adalah rahasia. Sama seperti bagaimana Ning Que membayangkan, Chang’an sudah menerima informasi yang relevan mengenai Pengorbanan Cahaya, bahkan sebelum dia tahu bahwa Chen Pipi akan dibakar sampai mati.

Pengorbanan Cahaya belum diadakan selama bertahun-tahun, dan jadi sementara bagian belakang gunung Akademi memiliki banyak buku, tidak banyak informasi dapat ditemukan tentang hal itu. Orang-orang tidak mengerti mengapa Istana Ilahi West-Hill ingin menggunakan Chen Pipi sebagai persembahan khusus. Namun, mereka tahu bahwa ada arus bawah berbahaya yang terjadi di bawah masalah ini. Haotian Taoism menggunakan kehidupan Chen Pipi untuk memaksa orang-orang di Akademi keluar dari Chang’an, dan target utama mereka adalah Ning Que secara alami.

Bahan berharga dan langka di berbagai negara Kekaisaran Tang terus dikirim ke Istana Kekaisaran. Kereta kuda hitam yang berat itu diparkir di dalam istana, dan berbagai sumber membuktikan bahwa Ning Que masih di istana dan sedang bekerja dengan Saudara Sulung untuk memperbaiki Array yang menakjubkan oleh Allah. Apakah dia benar-benar menonton Chen Pipi mati?

Orang-orang di belakang gunung secara alami tahu ke mana Ning Que pergi. Namun, jarak antara kedua belah pihak terlalu besar. Meskipun mereka tidak tahu pilihan apa yang akan dilakukan Ning Que, mereka tidak bisa terus menunggu. Dan tepat sebelum surat Ning Que tiba di Chang’an, seseorang di belakang gunung telah membuat keputusan tanpa berpikir.

Kakak Sulung menatap gadis muda dan manis di depan aula. Dia melihat sepatu bot kulit tua di kakinya dan bilah besar berwarna darah yang lebih mirip batang logam di tangannya. Dia berpikir sejenak dan berkata, “Gurumu tidak di Chang’an. Saya tidak bisa menghentikan Anda, tetapi Anda harus tahu apa artinya keputusan ini. ”

Yu Lian telah meninggalkan Akademi dan tidak banyak yang tahu ke mana dia pergi, tetapi Tang Xiaotang melakukannya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menunggu gurunya atau kakaknya datang, dan karena itu, dia berkata dengan hormat dan tegas, “Paman, saya mengerti maksud Anda. Tetapi saya tidak dapat memiliki ketenangan pikiran jika saya tidak pergi dan melihat. ”

Ada banyak kerikil di sepatu botnya, dan pakaiannya dilapisi dengan kotoran. Dia telah melebarkan tangga batu di tebing belakang gunung dalam enam bulan terakhir. Tidak peduli apakah gurunya ada atau tidak, dia akan berkeringat saat dia berjongkok di tangga batu yang curam dan menggunakan batang besi di tangannya untuk melawan batu yang keras.

Memikirkan itu dulu, di Padang Gurun di tebing salju, kemampuannya dekat dengan milik Ye Hongyu. Sekarang, Ye Hongyu adalah Kultivator Agung di puncak Knowing Destiny State sementara kemampuannya tetap pada standar masa lalu. Ini bukan karena dia tidak memiliki bakat, tetapi karena perbedaan dalam kultivasi antara Doktrin Iblis dan Taoisme Haotian besar di tempat pertama.

Yu Lian membuatnya melompat di air terjun tanpa henti dan membuatnya kesulitan. Ini adalah tugas yang dimiliki seorang guru untuk muridnya, dan ini juga merupakan pemolesan yang dilakukan oleh Grandmaster of the Devil’s Doctrine untuk generasi yang lebih muda. Belajar dan memoles bertahun-tahun telah memperkuat semangat gadis itu menjadi sesuatu yang tak terbayangkan. Namun, kondisi kultivasinya tidak berubah karena dia membutuhkan kesempatan untuk menggunakan semua yang telah dia pelajari.

Tang Xiaotang merasa seolah ini adalah kesempatan baginya untuk meningkatkan kondisi kultivasinya. Dia ingin pergi ke Gunung Peach dan melihat Chen Pipi. Untuk melakukan ini, dia harus menghadapi beberapa putaran pertempuran berbahaya. Bagi seorang kultivator dalam Doktrin Iblis, pertempuran adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kemampuan seseorang. Hanya pertempuran yang benar-benar mengerikan yang bisa mengukir kekuatan besar yang benar-benar kuat.

Dia ingin menjadi gadis terkuat di dunia, jadi dia tidak pernah takut bertempur. Namun, ketika dia mengucapkan selamat tinggal pada Akademi, dia tidak pernah berpikir bahwa bahkan jika dia menjadi sekuat Ye Hongyu, dia tidak akan bisa menerobos ke Gunung Peach untuk menyelamatkan Chen Pipi. Dan bahkan jika dia bisa menemukan arti sebenarnya menjadi pembangkit tenaga listrik melalui pertempuran, apa yang menantinya mungkin bukan pandangan kaget dari mereka yang ada di dunia kultivasi, tetapi hanya kematian yang dingin dan dingin.

Semuanya baik-baik saja. Seperti apa yang dia katakan sebelumnya, apa yang dia cari, adalah ketenangan pikiran. Dia sedang berjuang. Jika dia tidak berani bertarung, bagaimana dia bisa mendapatkan ketenangan pikiran?

Kakak Sulung memandangnya. Seolah-olah dia melihat Kakak Ketiga-nya beberapa tahun yang lalu ketika dia mengikuti guru mereka ke Akademi. Kemudian, dia dulu suka mengenakan gaun hijau dan memiliki mata yang dewasa dan sangat dingin sehingga mereka menakutkan …

“Jika terjadi sesuatu, dengarkan Paman Bungsu Anda.” Dia menginstruksikan.

“Saya akan mendengarkannya jika dia masuk akal,” kata Tang Xiaotang.

Dia menyingkirkan batang besi dan membersihkan debu pada dirinya sendiri, menginjak-injak untuk menyingkirkan kerikil di sepatu botnya. Kemudian, dia meninggalkan Chang’an, menuju Kerajaan Ilahi West-Hill yang jauh dan bocah gendut yang bodoh itu.

Embusan angin mulai di atas laut, dan ombak naik. Air laut biru berwarna biru langit tergulung, tampak sangat gelisah. Dengan demikian, beberapa awan yang gelisah muncul di atas langit di atas laut.

Sebuah perahu kayu yang sepenuhnya hitam meledak dari ombak di laut. Tidak ada seorang pun nelayan di pantai atau kuli di dermaga yang bisa melihat dari mana kapal itu muncul. Mereka tidak bisa membantu tetapi merasa seolah-olah perahu itu tiba-tiba melompat ke permukaan laut dari Dunia Bawah.

Perahu hitam itu mendekati pantai dengan perlahan, para wanita yang menjual air dan makanan terus berteriak. Perasaan aneh yang mereka miliki tidak sepenting kelangsungan hidup mereka. Namun, kapal itu tidak membalas mereka. Beberapa saat kemudian, belasan orang meninggalkan perahu hitam. Mereka membawa air dan makanan di tangan mereka dan mulai membagikannya kepada orang-orang miskin di pantai.

Beberapa dari mereka adalah laki-laki, beberapa perempuan, beberapa tua dan beberapa muda. Warna kulit mereka sangat gelap dan mereka mengenakan topi bambu umum lebar. Mereka tidak berbeda dengan para nelayan di Laut Selatan. Namun, yang paling mengejutkan adalah bahwa mereka semua mengenakan jubah ilahi berwarna merah!

Orang-orang di pantai tidak salah. Gaya jubah ilahi mungkin sudah tua dan bahannya memudar, tetapi lencana yang mereka kenakan nyata dan tidak ada yang berani meniru. Dibandingkan dengan jubah ilahi West-Hill Divine Palace yang biasa, satu-satunya perbedaan adalah bahwa beberapa dari orang-orang ini mengenakan sabuk sutra hitam di pinggang mereka.

Perbedaan status imam dan diakon di Istana Ilahi West-Hill diamati dengan ketat. Para imam berbaju merah adalah tokoh yang sangat penting, dan berstatus mulia, terutama di dunia sekuler. Biasanya, akan ada pendeta merah yang mengatur negara kecil. Kota, yang diperintah oleh Kerajaan Sungai Besar memiliki tiga imam berwarna merah. Puluhan pria dan wanita yang tampak seperti nelayan dan turun dari perahu semuanya mengenakan jubah merah. Apakah mereka semua imam berwarna merah? Mengapa banyak petinggi muncul di laut selatan yang terpencil? Orang-orang di kota itu merasa sulit untuk percaya. Yang membuatnya semakin tidak percaya adalah bahwa para pendeta berbaju merah ini membagikan makanan kepada orang miskin meskipun mereka berstatus bangsawan!

Kapan para imam di Aula Ilahi pernah melakukan hal seperti itu?

Berita puluhan imam berbaju merah muncul di kota kecil dekat Laut Selatan dengan cepat menyebar ke seluruh Kerajaan Sungai Besar. Ketika Raja dan perwakilan dari Taman Tinta Hitam tiba di laut setelah melakukan perjalanan sepanjang malam, para imam berbaju merah telah lama pergi, dan tidak ada yang tahu ke mana mereka pergi.

Para pendeta berbaju merah yang seperti nelayan mulai berjalan ke arah utara dengan diam-diam setelah mencapai pantai. Mereka secara khusus memilih jalur terpencil, dan kadang-kadang, memilih untuk berjalan lurus melewati pegunungan dan hutan seolah-olah mereka takut mengganggu rakyat biasa.

Mereka tinggal di tepi sungai, dan memakan makanan mereka dengan ikan asin asin yang mereka bawa. Mereka akan membayar jika mereka meminta beras dan tidak mau menerima uang yang ditawarkan oleh orang-orang percaya Haotian yang paling saleh yang mereka temui.

Meskipun mereka mengenakan jubah ilahi, mereka tidak seperti para imam yang sombong di Istana Ilahi-Bukit Barat. Sebaliknya, mereka lebih seperti Biksu Pertapa dari Kerajaan Yuelun yang berjalan diam-diam dan dengan bangga.

Suatu hari, mereka tiba di Danau Shaoming dekat Taman Tinta Hitam untuk beristirahat sebentar. Seorang gadis melihat ke arah Gunung Mogan yang indah dan berkata, “Apakah ini Taman Tinta Hitam yang legendaris?”

Bisa jadi karena orang-orang ini mengenakan jubah ilahi merah sepanjang tahun, dan terkena elemen; mereka semua sangat kecokelatan dan kasar. Gadis itu sangat muda, dan warna kulitnya lebih terang dan halus. Alisnya tebal dan lurus dan dia memancarkan rasa sehat dan kuat.

Seorang pria paruh baya yang kurus dan tinggi menjawab, “Memang.”

Gadis muda itu melihat loteng yang agak tersembunyi di antara Gunung Mogan dan berkata, “Saya pernah mendengar paman saya menyebutkan, ketika saya masih kecil, bahwa ada banyak Master Jimat di sini. Beberapa hari yang lalu, saya mendengar bahwa murid wanitanya telah menjadi Guru Jimat Ilahi. Tampaknya itu adalah sekte yang agak bagus. Haruskah kita hancurkan Taman Tinta Hitam selagi kita berada di sana? ”

Master Talisman adalah eksistensi paling kuat di dunia kultivasi. Mereka memegang posisi tinggi bahkan di Istana Ilahi-Bukit Barat. Sulit untuk mengalahkan Master Jimat Ilahi dalam pertempuran. Selanjutnya, Master Kaligrafi dan Mo Shanshan keduanya di Black Ink Garden. Gadis itu terlihat berusia sekitar 17 atau 18 tahun, tetapi dia berani mengatakan dia ingin menghancurkan Taman Tinta Hitam!

Bahkan jika dia mulai berkultivasi di dalam rahim dan mampu mencapai Keadaan Kesadaran Awal dan Persepsi sebelum dia dilahirkan, dia seharusnya tidak dapat mengatakan sesuatu seperti itu. Apa yang bahkan lebih tak terduga adalah ekspresi alami ketika dia menyebutkan menghancurkan Taman. Seolah-olah dia berbicara tentang tenda yang harusnya dia tinggali malam ini!

Jika pembudidaya lain telah mendengar gadis itu mengatakan itu, mereka mungkin tertegun kehabisan kata-kata. Tapi itu lebih mungkin bahwa mereka akan menertawakannya. Namun, orang-orang di tepi danau tidak memandangnya dengan aneh. Seolah-olah mereka merasa bahwa itu akan menjadi tugas yang mudah menghancurkan Taman Tinta Hitam. Beberapa dari mereka bahkan menatap gadis itu dengan penuh kasih seolah-olah mereka akan segera bergegas ke Taman Tinta Hitam jika itu yang diinginkannya.

Pria paruh baya yang kurus dan tinggi memandangi gadis itu dan menggelengkan kepalanya. Dia berkata, “Xiao Yu, jangan ribut. Kami memiliki tugas yang lebih mendesak. Mari kita bicarakan ketika kita kembali ke Peach Mountain. ”

Wajah kecokelatan remaja itu berubah menjadi kegembiraan dan kebanggaan ketika dia mendengar kata-kata ‘Gunung Persik’. Bahkan orang tua yang paling serius pun tersenyum.

Pengorbanan Cahaya adalah upacara yang paling khidmat dari Istana Ilahi West-Hill, dan merupakan perayaan terbesar di dunia Haotian. Pengorbanan Cahaya yang terakhir sudah menjadi kenangan yang jauh, dan dengan demikian, Pengorbanan Cahaya ini telah menarik perhatian semua orang percaya dan banyak tamu mulia dari dunia fana.

Persembahan dari masing-masing negara dikirim ke Kerajaan Ilahi West-Hill. Sementara benda-benda langka itu tidak bisa menjadi persembahan khusus untuk Pengorbanan Cahaya, mereka cukup untuk memuaskan Aula Ilahi.

Beberapa orang percaya Haotian yang paling saleh datang ke Kerajaan Ilahi di Bukit-Barat ketika mereka mendengar berita tentang Pengorbanan Cahaya. Mereka datang di musim semi dan tidak pernah pergi. Selain orang-orang ini, Rumah Lengan Merah dari Chang’an dan beberapa kelompok tari lainnya adalah peserta paling awal dari Pengorbanan Cahaya. Aula Ilahi mengatur agar mereka tinggal di taman, dan selain mempraktikkan gerakan tarian mereka, mereka diajari etiket. Yang paling penting, penampilan mereka harus melewati beberapa putaran inspeksi.

Sepucuk surat dari Chang’an dikirim ke taman dan masuk ke Toko Kentang Manis di kota sebelum Ning Que membawanya kembali ke Aula Buku Institut Revelation. Setelah membaca surat yang ditulis oleh Kakak Sulung, Ning Que tidak melakukan hal lain. Dia tidak mengunjungi Chen Pipi lagi di jurang. Seolah-olah semua orang di dunia diam-diam menunggu Pengorbanan Cahaya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–