Nightfall Chapter 860

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 860: Sampai Kematian memisahkan kita

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

“Kamu harus berterima kasih pada Jun Mo.”

Di dalam pondok usang, Ye Su sedang berbicara dengan Liu Bai. Dia menghela nafas dan berkata, “Meskipun aku tidak akan bisa menggunakan pedangku lagi, bisa melihat keahlianmu, aku sudah puas.”

Liu Bai berdiri di dekat jendela dan melihat kotak makan siang di ambang jendela. Mendengar kata-kata ini, dia menoleh ke Ye Su dan menjawab sambil tersenyum, “Aku juga sangat puas.”

Dia mengenakan kemeja sutra yang nyaman dengan sulaman benang emas, dan sepasang sepatu kain yang nyaman tetapi tidak terlalu usang. Tanpa pedangnya, dia tampak seperti orang biasa yang menjalani kehidupan biasa di Kota Linkang.

Samudera Qi Su dan Gunung Salju Ye Su benar-benar hancur, tetapi dia masih bisa melihat sekilas bahwa Liu Bai adalah salah satu yang terkuat, dan dia telah meningkat lebih jauh ke tingkat yang Ye Su tidak bisa mengetahuinya.

Sulit bagi seseorang di puncak tertinggi untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, tetapi Liu Bai melakukannya. Ye Su tahu bahwa itu ada hubungannya dengan pertarungan di Verdant Canyon. Itu sebabnya dia mengatakan Liu Bai harus berterima kasih kepada Jun Mo.

Pertarungan di Verdant Canyon adalah keajaiban untuk ilmu pedang. Liu Bai, Sage of Sword, Jun Mo dari Akademi dan Ye Su dari Taoisme adalah bintang-bintang. Mereka mewakili tingkat ilmu pedang tertinggi di dunia. Setelah pertarungan ini, Ye Su lumpuh. Jun Mo kehilangan lengannya dan dengan demikian jalannya untuk berkultivasi. Liu Bai juga terluka parah. Tetapi sebagai yang terkuat di dunia, dia adalah orang pertama yang pulih dan bahkan membuat terobosan.

Liu Bai berkata, “Chao Xiaoshu mendatangi saya di Pedang Garret. Dia tidak bisa sampai ke Akademi atau mencari Taoisme. Dia tidak bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam ilmu pedang, bahkan ke tempat Anda sepuluh tahun yang lalu. Namun, pria ini sangat tidak terkendali. Dia tidak takut akan kematian atau kehilangan, dan dia mengikuti hatinya sepanjang hidup ini. Dia adalah alasan aku meninggalkan Pedang Garret. ”

Baru saat itulah Ye Su menyadari bahwa selain Jun Mo, ini adalah alasan lain.

Liu Bai melanjutkan, “Beberapa tahun yang lalu saya menyimpan pedang Chao Xiaoshu di Pedang Garret, yang kemudian saya berikan kepada Yi Qing. Ketika Yi Qing terluka oleh Ning Que, saya memberikan pedang itu kepada Ye Hongyu untuk membunuh Imam Besar Penghakiman Ilahi. Itu sangat memuaskan. Tahun lalu, Kepala Sekolah Akademi meminjam pedang itu untuk membunuh naga dan arwah di Wildness. Itu adalah kehormatan saya. Kali ini Akademi mengirim Chao Xiaoshu untuk meminjam pedang itu. Aku tidak bisa menolaknya karena aku menyukainya, dan juga karena Kepala Sekolah Akademi pernah menghormatiku. Saya paling bersedia meminjamkan pedang kepada mereka. ”

Ye Su datang ke jendela dan menuangkannya semangkuk air.

“Pertama kali aku meminjamkan pedang itu, Imam Agung Penghakiman Ilahi terbunuh. Kedua kalinya, langit terbelah. Ketiga kalinya, itu kemungkinan akan menjadi seseorang yang sangat berpengaruh. Jika hanya meminjamkan pedang menyebabkan kekacauan besar ini, apa yang harus aku lakukan dengan pedangku sendiri? ”

Liu Bai berkata sambil tersenyum, “Orang-orang mati setiap kali aku meminjamkan pedang. Lalu siapa yang harus kubunuh dengan pedangku sendiri? Keluar dari pengasingan kali ini, saya mendapati diri saya sendirian. Ke Haoran hilang, dan Lian Sheng juga pergi. Sementara itu, Kepala Sekolah Akademi telah meninggal dunia. Kepala Biara lumpuh saat Jun Mo terperangkap. Dan di sini Anda mengajar di tempat yang kumuh. Siapa lagi yang bisa saya temui? ”

Ye Su tahu apa yang akan dikatakannya dan memotongnya, memperingatkan, “Kamu akan mati.”

Liu Bai berkata, “Jalan pendekar pedang itu lurus dan sepi. Itu lebih baik rusak daripada membusuk di kuburan. ”

Ye Su masih memegang mangkuk air. Dia bertanya setelah hening beberapa saat, “Mengapa kamu memberi tahu saya semua ini?”

Liu Bai menjawab, “Chang’an terlalu jauh. Selain Jun Mo, kamu adalah satu-satunya yang bisa aku curhat. ”

Hanya Jun Mo dan Ye Su yang memenuhi syarat untuk mendengar tentang hal-hal ini. Karena itu, dia memiliki tujuan lain ketika dia meninggalkan Pedang Garret untuk Kota Linkang. “Dengan apa yang telah kamu lakukan dan apa yang telah kamu ajarkan kepada orang-orang, kamu tidak akan bisa melarikan diri dalam Haotian, dan baik para Taois maupun Kepala Biara tidak akan menerimamu. Saya tidak akan kembali. Tanpa perlindungan saya, Anda akan hancur. Karena itu, aku sarankan kamu pergi ke Akademi. ”

Ye Su berkata, “Seseorang telah memberitahuku hal yang sama.”

Liu Bai berkata, “Jadi Ning Que benar-benar meninggalkan Chang’an? Saya kira dalam beberapa hari akan ada pertunjukan yang bagus di Peach Mountain. Bagaimana saya bisa melewatkan itu? ”

Ye Su berkata setelah hening beberapa saat, “Mungkin.”

Liu Bai berkata, “Kakak juniormu akan segera mati.”

Ye Su berkata, “Bisakah Anda membantu saya mengirim surat?”

Liu Bai berkata, “Tentu.”

Ye Su berkata, “Aku harap itu tidak akan mengganggu pengejaranmu akan Taoisme.”

Liu Bai berkata, “Tidak akan.”

Ye Su memberinya surat dan berkata, “Semoga kau beruntung dalam mencari Grand Dao.”

Liu Bai menyimpulkan, “Taoisme pasti akan mencari saya jika saya mau.”

Setelah mengatakan itu, dia mengambil semangkuk air dari Ye Su. Tanpa meminumnya, dia menuangkannya ke tanah. Dengan tawa hangat, dia meninggalkan pondok.

Ye Su melihat air yang dituangkannya, tahu bahwa itu adalah belasungkawa bagi masa depan mereka.

Tidak ada yang tersisa di dunia untuk ditantang oleh Liu Bai. Karenanya, tidak ada yang bisa menghentikannya dari apa pun yang telah dia putuskan untuk lakukan. Ye Su tidak membuang banyak waktu untuk ini. Satu-satunya harapannya adalah agar Chen Pipi tetap hidup. Namun, menulis surat adalah semua yang bisa dia lakukan pada titik ini.

…

Sebuah surat tiba di Aula Penghakiman Ilahi melalui saluran rahasia. Karena itu rahasia, itu tidak berarti siapa pun, bahkan mereka yang berada di Aula Penghakiman Ilahi tidak tahu siapa yang mengirim surat ini dan ke mana surat itu akan berakhir. Ketika Diaken berjubah Hitam dari Departemen Kehakiman mencoba yang terbaik untuk menyelidikinya, tiga orang ditemukan tewas oleh tebing Aula Ilahi di West-Hill. Meskipun mereka brutal, Departemen Kehakiman tidak dapat membuat orang mati berbicara.

Ada pedang di sampul surat ini, yang menyatakan dengan jelas bahwa pedang itu harus dibuka oleh Imam Agung Penghakiman. Diakon Departemen Kehakiman sangat menghormati figur perempuan di Kursi Langit Hitam Surgawi itu. Mereka tidak berani membuat keputusan sendiri, atau berbagi ini dengan Ruang Ilahi lainnya. Apa yang hanya bisa mereka lakukan adalah mengirimkan surat kepada Imam Besar Agung.

Ye Hongyu hanya perlu melirik untuk mencari tahu dari mana asalnya. Beberapa tahun yang lalu, ada surat serupa yang dikirimkan melalui saluran rahasia ini. Pada saat itu, dia tinggal di sebuah pondok batu terpencil di dekat tebing, menjalani saat-saat tergelap dalam hidupnya. Surat itu sangat berarti baginya.

Dia tidak tahu kapan atau mengapa Liu Bai menulis kepadanya pada saat ini. Jari-jarinya menjadi agak kaku ketika dia membuka surat itu dan melihat tulisan-tulisan yang akrab namun aneh itu.

Dia terdiam beberapa saat setelah selesai membaca surat itu. Ketika mereka berada di Verdant Canyon, dia mengirim puluhan Diak berjubah Hitam dan penjaga suci West-Hill untuk melindungi Ye Su, hanya untuk mengetahui bahwa semua penjaga terbunuh dalam beberapa bulan. Dia tahu bahwa ada orang-orang dari Taoisme yang ingin membunuh Ye Su untuk membuktikan diri. Tapi yang benar-benar menghantuinya adalah dia tidak bisa menemukan di mana Ye Su berada dan apakah dia baik-baik saja.

Setelah melihat surat ini, dia menyadari bahwa saudara lelakinya telah berada di Kota Linkang, Kerajaan Jin Selatan. Dilindungi oleh Pedang Garret, dia seharusnya baik-baik saja. Dia merasa agak lega tetapi mengerutkan kening lagi atas apa yang ditulis kakaknya dalam surat itu.

Nyala tipis Haotian naik dari antara kedua tangannya, dan membakar surat itu dan menutupi menjadi abu. Dia dengan lembut membuka tangannya dan melihat ke arah Divine Hall of Light.

Ye Hongyu tahu siapa pria di Divine Hall of Light itu, dan bisa tahu mengapa dia menolak memanggilnya. Alasannya tampak lucu dan menghina padanya.

Terlepas dari ejekan dan cemoohannya, orang itu pada akhirnya adalah eksistensi superior Tidak peduli apa yang terjadi di antara mereka sebelumnya.

Karena saat Ye Su menyampaikan perintah dari Haotian untuk tidak membunuh Long Qing di Danau Yanbei, dia mulai ragu di Haotian dan kecewa dengan kakaknya.

Namun apa yang terjadi di Sungai Sishui telah menghapus semua keraguannya.

Ye Su telah memperingatkannya sebelum dia pergi ke Verdant Canyon. Dia dulunya memiliki keraguan, yang hanya menyebabkan kegagalan fatal. Itu adalah hukuman dari Haotian.

…

Bulan tidak terlihat malam itu, karena awan tebal dan kabut tebal.

Ning Que memanjat sepanjang tebing curam gelap di belakang Peach Mountain. Aula Surga dijaga ketat. Tapi tidak ada yang memperhatikan tebing itu. Itu karena, sejak zaman kuno, tidak ada seorang pun kecuali Kepala Sekolah Akademi yang bisa melewati bunga persik di lembah, juga tidak ada yang bisa menembus array di sepanjang tebing.

Dia tidak berhenti di peron ketiga di tebing tetapi terus naik ke atas. Tetap saja, butuh waktu cukup lama baginya untuk mencapai puncak Gunung Peach.

Dia telah memilih rute yang sangat terpencil yang mengarah ke bagian belakang Aula Keadilan Ilahi. Dia diam-diam menyeka debu di tangannya dan menatap Balai Ilahi yang membara, diam-diam.

Tidak diragukan lagi itu pertaruhan, pilihan terakhir dan paling berisiko dalam rencana awal. Tetapi setelah beberapa hari beralasan, dia masih tidak dapat membuat rencana yang lebih baik untuk menyelamatkan Chen Pipi. Karena itu, ia harus mengambil risiko.

Aula Keadilan Ilahi relatif kosong dari orang-orang. Terutama di sisi yang menghadap ke tebing, tidak ada satu tanda pun dari Kavaleri, diakon berjubah Hitam atau Pendeta Ilahi berjubah Merah.

Aula itu luas, besar dan membosankan. Lantai hitam memantulkan cahaya lampu kristal tanpa sedikit pun sentuhan kehangatan, tetapi dingin yang menusuk tulang.

Itu sangat cocok dengan nada keadilan, dan penguasa saat ini dari Aula Ilahi ini. Ning Que merasa bahwa Aula Keadilan Ilahi seperti sebuah makam besar, dan Kursi Surgawi Black Jade adalah peti mati.

Sosok wanita cantik sedang duduk di atas takhta itu dengan mata terpejam. Dia mendongak padanya dan mengucapkan, “Tolong bantu saya.”

Kursi Langit Hitam Surgawi sebesar samudera darah. Wanita itu mengenakan Gown of Judgment berwarna darah, dan duduk di atas takhta besar itu, sepertinya dia adalah tetes darah paling dingin dan paling tebal.

Kursi Surgawi Black Jade sedingin peti mati darah kristal. Dengan mata terpejam, pipi di tangan dan bulu mata tetap diam, dia tampak seperti putri tertidur yang tidak akan pernah bangun lagi di peti mati kristal darah.

Tapi dia membuka matanya. Lautan darah mulai meraung dan peti mati darah perlahan-lahan terangkat. Dia tidak melihat Ning Que. Sebagai gantinya, dia menatap lantai hitam dan bertanya, “Apakah Anda di sini karena sumpah hidup dan mati?”

…

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–