Nightfall Chapter 863

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 863: Tawaran yang Optimis

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Mereka yang berdiri di dekat altar batu putih tahu bahwa seseorang dari Akademi pasti akan datang. Tetapi mereka tidak tahu kapan. Suasana tegang adalah jenis siksaan yang berbeda, di mana mereka hanya bisa menunggu diam-diam. Dalam batas tertentu, ini juga karena menghormati Akademi. Namun, terlepas dari kekaguman dan rasa hormat mereka, tidak ada yang akan percaya bahwa Akademi bisa menang dalam situasi seperti itu.

Di halaman depan Peach Mountain, orang-orang kuat seperti Liu Bai, hierarki, Imam Agung, penguasa nasional Suku Emas dan Qi Nian dari agama Buddha semuanya berkumpul. Meskipun mereka tidak sekuat di Biara Dekan, bagaimanapun juga tidak di Ngarai Verdant atau Kota Chang’an. Itu di ranah West-Hill. Tersembunyi di sini adalah susunan formasi yang diwarisi dari pendahulunya selama bertahun-tahun, dan orang-orang yang telah mengumpulkan. Tidak masalah apakah itu adalah Kakak Tertua, Kakak Kedua, Kakak Ketiga dengan Cicada Dua Puluh Tiga Tahun, atau bahkan mereka semua datang bersama, mereka pasti akan kalah. Belum lagi orang-orang seperti Qi Nian atau master nasional sudah menemukan rahasia di dalam Divine Hall of Light, dan orang-orang dari Bukit-Barat sudah sadar akan kehadiran si pemabuk dan tukang daging. Itu jauh melampaui kekuatan Akademi.

Adalah adil untuk mengatakan bahwa keberanian berasal dari ketidaktahuan, terutama untuk acara-acara seperti ini di Peach Mountain yang religius. Berbeda dari yang penting di dekat altar, berton-ton pengikut yang baru saja terbangun dari hujan kelopak persik tidak menyadari bahaya yang akan mereka hadapi dalam Ritus Cahaya. Mereka juga tidak tahu siapa sosok gemuk di altar. Mereka beralasan dia pastilah orang yang sangat jahat karena dia dipilih untuk menjadi korban Ritus untuk Terang.

Mereka berdiri di atas kaki mereka, berusaha melihatnya dengan lebih jelas. Mereka menatap dengan kebencian dan kekejaman, dan jika penampilan bisa membunuh, mereka akan membunuh Chen Pipi berkali-kali dengan tatapan mereka.

Chen Pipi gemuk dan kurang ajar, dan kulitnya sangat tebal. Dia berdiri di sana di atas altar batu putih, menghadap tatapan bermusuhan dari banyak pengikut tanpa memperhatikan mereka. Kemudian dia melakukan sesuatu yang tidak diharapkan oleh siapa pun.

Di sana, di Ritus untuk Terang, di atas altar suci, sementara semua orang menunggunya dibakar, dia tampak tidak menyadari malapetaka. Dia juga tidak menangis, bertobat, atau terlihat pucat. Dia tidak menyalahkan Surga seperti yang dilakukan beberapa setan sejarah terkenal. Tentu saja, semua yang melakukannya tersambar petir. Sebaliknya, dia duduk di altar.

Chen Pipi merasa terlalu melelahkan untuk berdiri di sana. Dan dia masih merasa kedinginan karena udara yang membeku di Paviliun yang terpencil. Itu hangat dan nyaman di altar, jadi dia pikir mungkin lebih nyaman untuk duduk. Mengapa dia harus peduli dengan tatapan membunuh dan ritual ilahi? Dialah yang akan dibakar. Bagaimana dia bisa peduli tentang gerakan atau penampilannya saat ini? Bagaimanapun, dia bukan Saudara Kedua mereka.

Itu memang sangat hangat, dan mungkin bahkan sedikit panas. Chen Pipi bergerak sedikit dan memperlihatkan sisi kiri roti ke hierarki. Lalu ia membuka kancing kemejanya untuk mendapatkan udara sejuk.

“Panas musim gugur terkutuk!”

Dia menyeka keringat di dahinya, memandangi salah satu Pengawal Ilahi dari West-Hill di sana dan bertanya, “Sepertinya kamu masih mengharapkan seseorang. Bisakah Anda memberi saya air sementara itu? ‘

Penjaga ilahi tampak tanpa emosi. Penjaga itu belum pernah melihat tahanan terpidana mati seperti dia. Dia akan dibunuh. Namun dia tampak benar-benar tidak takut. Selanjutnya, dia bahkan meminta air.

Mereka yang berdiri di dekat altar semuanya terkejut mendengar permintaan seperti itu. Biksu Guanhai mengumpulkan kedua telapak tangannya lagi dan mulai berdoa. Dia memang saudara Ning Que. Mereka bertindak sama…. tak terduga, pikirnya.

Berpikir Qi Nian, Murid Akademi memang terhormat. Dia tetap tak kenal takut bahkan sampai sekarang. Chongming, raja Yan berpikir, Dia bukan dari Tang. Tapi mengapa dia terdengar sama persis dengan mereka? Ye Hongyu bertanya-tanya, Dia masih nakal seperti biasa.

Jenderal Lebu, ahli seni bela diri nomor satu Suku Emas memandang Chen Pipi di atas altar dan bertanya, “Anda akan dibakar oleh api ilahi. Namun Anda masih meminta air? ”

Chen Pipi tampak tidak bersalah tentang implikasinya, dan menjelaskan kepadanya dengan tulus, “Dibakar dan mati kehausan adalah dua kalimat yang berbeda. Anda orang-orang dari West-Hill harus menepati janji Anda. Bukankah begitu? ”

Jenderal Lebu terdiam saat mendengar itu.

Chen Pipi mengayunkan jari-jarinya yang gemuk ke arahnya dan melanjutkan, “Jangan berpikir bahwa kamu dapat mempermalukanku karena aku tidak bisa mengalahkanmu sekarang. Kalau saja saya … ”

Lebu sangat marah. Dia mengambil satu langkah ke depan, lalu melangkah kembali ke sisi master nasional.

Chen Pipi melihat jejak kaki yang dibuat Lebu hanya dengan kaki kanannya dan menyadari bahwa bahkan jika Samudra Qi dan Gunung Saljunya tidak hancur, dia tidak akan bisa mengalahkan orang ini. Dia merasa malu.

Akademi menekankan jalannya alam. Karena itu, para murid dilatih untuk menemukan alasan untuk apa pun. Saat itu Chen Pipi jengkel karena dia merasa malu.

Dia melipat lengan bajunya dan turun dari altar, berteriak kepada Lebu, “Jika ayahku tidak dihancurkan, dia akan meremasmu dengan jarinya. Siapa pun saudara dan saudari saya akan memukul Anda dengan baik. Beraninya kau berpura-pura tinggi di depanku? Apakah Anda ingin mencoba membunuh saya sekarang? ”

Persembahan untuk Ritus Cahaya baru saja turun dari altar. Itu lucu dan menggugah. Kepala Lembaga Wahyu harus meminta beberapa penjaga ilahi untuk menghentikannya.

Tapi Chen Pipi tidak mau menyerah. Dia terus mengutuk, “Apakah kamu berani membunuhku sekarang? Bukankah kamu sebenarnya tidak berharga? ”

Kemudian dia menoleh ke kepala Revelation Institute dan para penjaga ilahi, “Kamu jangan mencoba menghentikanku dari memukuli orang biadab ini. Apakah Anda dari dunia yang beradab atau tidak? Alih-alih berdiri di sisiku, Anda bahkan menghentikan saya? Saya tidak akan lari. Aku hanya berusaha menunjukkan padanya serangan kami yang paling kuat – Jari Ajaib Aliran Alam! ”

Samudra Qi-nya dan Gunung Salju sudah hancur. Dia hampir tidak bisa menangkap seekor ayam, belum lagi menggunakan Natural Stream Magical Finger. Namun dia berteriak tidak masuk akal seperti orang gila. Tidak ada yang akan mengaitkannya dengan seorang jenius Taoisme.

Perilakunya yang konyol telah menjengkelkan West-Hill. Mereka tidak tahan bahwa ritual mereka yang paling suci akan menjadi adegan absurditas.

Kepala Revelation Institute berkata dengan tegas, “Kami tidak mengeja atau merantai Anda saat kami menghormati Dean Abbey. Jika Anda tidak ingin mulut Anda tersumbat dengan kaus kaki yang bau, sebaiknya Anda mulai berlaku seperti itu. ”

Chen Pipi yang tidak masuk akal tidak mengharapkan mereka begitu keras. Dia menatap kepala Tahu-Takdir dan menjawab, “Kamu tahu saya.”

Sebelum kepala bisa mengomentari itu, dia berdiri tegak seolah siap menghadapi takdirnya. “Ngomong-ngomong, aku ingin air sekarang. Kalau tidak, kamu mungkin akan membunuhku sekarang juga. ”

Master nasional yang tenang dari Suku Emas tiba-tiba mulai berbicara.

Pria tua yang tampak biasa ini sedang bermain dengan tripod kayu kecil ketika dia berbicara dengan Chen Pipi, “Biarawan Dean terlalu ilahi untuk dikomentari oleh orang-orang seperti kita. Kata-kata Lebu tidak tepat. Saya minta maaf atas namanya. ”

Chen Pipi menyipit di tripod kayu kecil master nasional, merasa akrab. Dia merasa semakin tidak pasti ketika dia ingat bahwa pria ini bernama Imam Besar Ilahi dari Tripod. ”

Master nasional Golden Tribe menoleh ke kepala Revelation Institute, “Tidak ada salahnya memberinya air.”

Suku Emas adalah yang paling kuat di Wilderness. Mereka telah bertobat untuk mempercayai Tengri, yang juga di bawah Haotian. Itu adalah salah satu keberhasilan terbesar dari Taoisme selama bertahun-tahun, dan juga alasan mengapa mereka hampir bisa mengalahkan Tang Besar dalam perang dimulai musim gugur yang lalu. ”

Mengikuti contoh South School of Tang Empire, West-Hill telah menganugerahkan gelar Great Divine Priest of Tripod pada master nasional Suku Emas. Ini bukan hanya karena Suku Emas sama pentingnya dengan Bukit-Barat dengan Tang Besar, tetapi juga bahwa penguasa nasional telah memainkan peran yang luar biasa dalam mengubah Suku Emas. Jika bukan karena reputasinya yang tak tertandingi di padang rumput, bagaimana mungkin Haotian menyebarkan ajarannya di sana dengan sukses?

Di antara Ruang-ruang Ilahi di West-Hill, masih belum diketahui bagaimana pastor mereka bisa meyakinkan tuan nasional untuk mengubah keyakinan mereka. Jika dia menyaksikan sihir ilahi Haotian seperti yang mereka lakukan hari ini, mereka tidak akan ragu. Tetapi mengingat Suku Emas telah sepenuhnya mendukung dalam rencana West-Hill sejauh ini, mereka harus percaya bahwa itu semua karena kehendak Haotian yang kuat bahwa Suku Emas dikonversi.

Oleh karena itu, atas kata-kata master nasional, kepala Revelation Institute memandang hierarki untuk memastikan dia tidak keberatan, dan meminta penjaga dewa untuk mengambil semangkuk air.

Chen Pipi memegang mangkuk air dan duduk di altar. Dia melihat sekeliling dan mengerutkan kening.

Semakin sakral Ritus Menjadi Terang ini, semakin dia jengkel. Karena itu, dia telah mencoba untuk mengacaukannya. Itu akan ideal jika orang biadab bernama Lebu itu membunuhnya karena marah.

Chen Pipi takut mati, apakah itu dibakar atau dipukuli. Tapi dia memang berusaha menyelesaikan ini sesegera mungkin. Karena dia tidak ingin saudara-saudaranya dari Akademi mempertaruhkan nyawa untuknya.

Pada hari dia melihatnya dalam badai, dia menyadari sejak saat itu bahwa Akademi tidak akan pernah menang. Bahkan jika Kepala Sekolah mereka masih di sini, mereka tidak akan memiliki peluang untuk menang. Belum lagi bahwa Kepala Sekolah mereka telah menjadi bulan sekarang.

Ketika dia tahu bahwa dia akan menjadi persembahan bagi Ritus untuk Terang, dia berusaha mati-matian untuk bunuh diri, dengan mengetuk kepalanya ke dinding batu, menolak makanan apa pun, mengunyah lidahnya, memotong pergelangan tangannya, menelan keripik keramik, atau bahkan menghancurkan Ocean of Qi dan Mountain of Snow-nya sendiri.

Namun, Departemen Kehakiman sangat berpengalaman dan perempuan yang bertugas mengenalnya dengan sangat baik sehingga mereka tidak memberinya kesempatan untuk berhasil. Adapun Samudera Qi dan Gunung Salju, itu sudah hancur. Bagaimana dia bisa menghancurkannya sekali lagi?

Chen Pipi mengerutkan kening karena dia tidak melihat Ning Que. Tapi dia juga senang bahwa Jun Mo dan Ye Su tidak datang. Saudara-saudaranya yang paling dihormati dan Tang Xiaotang favoritnya tidak muncul.

Perbedaan antara cemberut dan senang adalah karena Ning Que berbeda dari yang lain. Sulit untuk digambarkan, tetapi hampir seperti ini:

Kami adalah rekan di Akademi, tetapi juga seakrab saudara. Aku menyelamatkanmu sekali, jadi kau harus datang untukku kali ini. Meskipun saya mengatakan kepada Anda untuk tidak datang ke jendela batu hari itu, bagaimana mungkin Anda benar-benar tidak datang untuk saya?

Chen Pipi dengan tulus berharap agar Ning Que tidak datang. Tapi dia tidak bisa menahan perasaan kecewa dan bersalah. Tidak ada satu pun yang dia kenal di antara banyak orang yang berdiri di depannya di halaman depan Peach Mountain. Bukankah itu agak terlalu sepi?

Kemudian dia menyadari bahwa memang ada seseorang yang dia kenal di tempat kejadian, orang yang duduk di sedan suci berdarah, Ye Hongyu. Terlepas dari kalimat yang akan diberikan, dia akhirnya memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu yang ingin dia katakan sejak kecil.

“Kamu Hongyu, kamu tidak punya hati!” Dia berteriak sambil memegang celananya, “Pada hari ketika kita masih kecil, saudara kita hanya membelikanku lima pancake manis dan aku memberimu tiga dari mereka. Sekarang Anda duduk di sana menyaksikan saya terbakar! Apakah hanya karena aku pernah mengintip ketika kamu mandi? Bagaimana kalau aku membiarkanmu melihatku telanjang hari ini sebagai balasannya! ”

Duduk di sedan suci, Ye Hongyu berharap dia bisa merobek mulutnya. Kepala Revelation Institute yang berdiri di dekat altar berharap dia menyumbat mulutnya dengan kaus kaki sebelumnya. Ritus Ilahi untuk Cahaya baru saja berubah menjadi pertunjukan yang absurd dengan persembahannya sendiri.

Kepala Sekolah biasa mengatakan bahwa Chen Pipi memiliki hati yang murni dan karenanya memahami nasibnya dengan baik. Mereka percaya pada jalannya alam di Akademi. Dan dengan demikian, Chen Pipi telah menjadi yang termuda yang mencapai Negara Tahu Takdir.

Itu dia, Chen Pipi yang optimis, meskipun dia akan mati.

Tidak ada yang tahu apakah Haotian terhibur dengan ini.

…

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–