Nightfall Chapter 874

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 874: Prediksi Akademi (I)

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Para pembudidaya terkuat di halaman depan Peach Mountain belum bergabung dalam pertarungan.

Master nasional Suku Emas dan Zhao Nanhai keduanya sangat kuat. Ye Hongyu telah menunjukkan bahwa dia bisa mengerikan. Qi Nian dari agama Buddha begitu tenang sehingga orang hampir lupa bahwa dia ada di sana. Tapi bagaimanapun dia adalah musafir dunia dan sekuat Ye Hongyu dan saudaranya Ye Su. Tidak perlu menyebutkan Hierarch. Karena Jenderal Lebu telah melukainya dengan serius, Tang Xiaotang merasa sepertinya mustahil baginya untuk mengeluarkan laki-lakinya dari masalah ini, tidak peduli sekuat apa pun ia berjuang.

Tampaknya Chen Pipi seharusnya lebih tertekan daripada dia karena dialah yang menunggu untuk diselamatkan. Namun dia tidak berpikir seperti itu dan masih membawa senyum di wajahnya yang montok.

“Mengapa?” Dia bertanya pada Tang Xiaotang.

Tang Xiaotang menjawab dengan serius, “Karena aku tidak bisa datang.”

Chen Pipi berkata, “Jika itu hanya kamu, tentu saja kamu tidak bisa.”

Tang Xiaotang berkata tanpa rasa takut, “Saya tidak peduli jika kita mati bersama.”

Chen Pipi tidak setuju dengan keluhan, “Saya tidak ingin mati.”

Tang Xiaotang meyakinkannya, “Tidak ada yang perlu ditakuti dalam kematian.”

Tapi Chen Pipi bersikeras, “Aku hanya tidak ingin mati bersama.”

Tang Xiaotang merasa sedikit kesal dan tidak menjawabnya.

Chen Pipi menepuk kepalanya dan menghibur dengan senyum, “Karena kamu di sini, kamu adalah gadis saya. Anda perlu mendengarkan saya. Kami tidak akan mati di sini hari ini. ”

Tang Xiaotang berkata tanpa mengangkat kepalanya, “Aku tidak akan pergi.”

Chen Pipi melanjutkan, “Jangan khawatir, aku juga tidak akan mati. Tak satu pun dari kita akan mati di sini. Meskipun pada akhirnya kita akan menghadapi kematian, saya cukup yakin kita tidak akan mati di sini hari ini. ”

Tang Xiaotang menatapnya dengan harapan, “Kamu pikir kamu bisa melakukannya?”

“Tidak, aku tidak. Tetapi karena Kakak Sulung menyetujui perjalanan Anda ke Gunung Peach, dia jelas tidak berencana untuk membiarkan kita mati. ”

Chen Pipi menggelengkan kepalanya tetapi tersenyum.

Dia tahu bahwa Ning Que sudah berada di Peach Mountain dan di sana di Rite to Light. Teman-temannya dari Akademi pasti merencanakan sesuatu. Tang Xiaotang seharusnya tahu. Dia hanya tidak menyadarinya.

Orang-orang di sekitar altar juga berpikir demikian. Karena Akademi telah mengirim seseorang dari generasi kedua mereka, mereka telah menjelaskannya. Orang lain pasti datang juga.

Tapi siapa yang bisa melakukannya? Kakak Tertua, Kakak Kedua atau Kakak Senior?

Qi Nian berpikir diam-diam tentang Jun Mo yang membelah patung batu Buddha dengan pedangnya pada hari musim gugur yang hujan di Kuil Lanke. Orang lain juga diam dan agak takut.

Li Manman, Kakak Sulung, telah membunuh banyak orang di depan Cong Ridge. Tidak ada seorang pun di Kerajaan Yuelun yang selamat, dari kaisar sampai ke kaki prajurit. Bahkan tuan Qi Mei dari Kuil Xuankong tidak dapat berdiri untuknya dan terluka parah. Kemudian ia bentrok dengan Biara Dekan yang kuat di seluruh dunia, sebelum akhirnya bertarung dengannya dalam pertempuran yang menentukan di Kota Chang’an.

Ketika Saudara Kedua Jun Mo membela Verdant Canyon, puluhan ribu pasukan kavaleri tidak bisa melewatinya. Bahkan Ye Su dikalahkan. Meskipun Jun Mo kehilangan lengan pada Liu Bai akhirnya, dia juga telah melukai pria paling kuat di dunia. Saudari Senior Yu Lian adalah Cicada Dua Puluh Tiga Tahun yang legendaris. Dia mengalahkan Hierarch dan melukainya dengan serius di gunung belakang Akademi. Meskipun Balai Ilahi West-Hill mencoba merahasiakannya, Tang Besar tidak luput dari upaya menyebarkan berita ke seluruh dunia. Tidak perlu menyebutkan bahwa kemudian dalam pertempuran mereka di Chang’an dia telah melompat ke langit, memotong pelangi dan meninggalkan Dean Biara tidak punya pilihan selain tinggal di Chang’an.

Mereka bertiga dari Akademi telah menunjukkan kekuatan dan basis budidaya yang luar biasa dalam pertempuran mempertahankan Tang Besar. Meskipun mereka lebih atau kurang terluka dan masih dalam pemulihan, Balai Divine West-Hill juga tidak siap untuk pertarungan yang menentukan lainnya. Jika mereka datang ke Gunung Peach hari ini, apakah Balai Ilahi West-Hill siap untuk melawan mereka? Apakah Taoisme benar-benar akan menang?

…

Kakak Sulung tidak di Gunung Peach. Dia akan memasuki kota kecil di perbatasan Yan dan Song Kingdom.

Hari itu musim gugur yang sejuk dan dia sudah mengenakan gaun katun. Sket yang dipikulnya selama bertahun-tahun rusak pada hari itu di depan Cong Ridge. Sekarang itu adalah tongkat kayu biasa yang dibawanya berkeliling.

Mungkin dia bernama Li Manman (Catatan: karakter “pria” berarti lambat dalam bahasa Cina) karena dia melakukan sesuatu dengan sangat lambat dan berbicara sangat lambat. Dia berjalan lebih lambat hari itu, bahkan lebih lambat dari biasanya.

Selama tujuh hari pertarungannya dengan Biara Dekan dalam pertempuran di Chang’an, Kakak Sulung juga terluka parah dengan banyak tulangnya patah. Meskipun dia sudah pulih sedikit dan tidak lagi membutuhkan kursi roda, dia masih tidak bisa berjalan lebih cepat. Selain itu, dia berjalan sangat lambat juga karena dia merasa sangat gugup, bahkan sama gugupnya ketika dia menghadapi Biara Dean.

Butuh waktu lama baginya untuk turun lebih jauh di kota kecil itu. Dia berhenti di depan sebuah lukisan dan toko kaligrafi, mengangkat bagian depan gaunnya, melewati ambang pintu dan membungkuk perlahan ke arah seorang pria di dalamnya.

Pria itu sedang duduk di kursi di belakang meja dan memegang sebotol minuman keras. Dia memiliki kulit keriput dan rambut beruban dan tampaknya berusia empat puluhan. Pada saat yang sama, sepertinya dia telah hidup lebih dari seribu tahun.

“Suatu kehormatan bertemu dengan Anda, Tuan,” saudara tertua menyambut pria di kursi itu.

Pemilik toko melangkah keluar dari konter dan memandang Li Manman. Setelah menemukan dia tidak dikenal, dia bertanya, “Tuan, apakah Anda ingin menikmati teh atau minuman keras? Kami memiliki koleksi yang sangat baik dari keduanya. ”

Saudara Sulung menjawab, “Tolong, saya minta air.”

Pria di kursi itu berbalik ke pemilik dan berkata, “Silakan masuk dan jangan keluar jika tidak ada yang penting.”

Pria dengan minuman keras itu adalah Pemabuk, sedangkan pemiliknya adalah Chao Xiaoshu dari Chang’an. Mereka baru mengenal masing-masing belum lama ini, tetapi sudah menjadi teman baik. Pemabuk itu tidak ingin dia dibunuh dengan sia-sia.

Hanya Pemabuk dan Kakak Sulung yang ditinggalkan oleh konter.

Pemabuk itu berkata, “Kamu berjalan sangat lambat. Sepertinya Anda belum pulih sepenuhnya. ”

Kakak Sulung menjawab, “Suatu hari nanti.”

Pemabuk itu bertanya, “Anda tidak akan lebih cepat dari saya bahkan jika Anda sepenuhnya pulih, belum lagi seperti ini.”

Kakak Sulung menjawab, “Aku berjalan perlahan, tetapi dengan tegas.”

Setelah keheningan singkat, Drunkard menjawab, “Memang, Anda berjalan lebih tegas daripada saya. Saya tidak berharap ada orang di dunia ini yang bisa berjalan lebih kuat daripada saya. Namun kamu masih belum cocok untukku. ”

Saudara Sulung berkata, “Saya hanya berlatih kultivasi selama beberapa dekade. Tentu saja, aku bukan tandingan master seperti kamu. ”

Pemabuk itu bertanya, “Lalu beraninya kamu meninggalkan Chang’an dan datang ke sini untuk menemuiku?”

Kakak Sulung berkata, “Karena Akademi sedang merencanakan sesuatu dan kami harap kamu tidak akan mengganggunya.”

Pemabuk itu memicingkan matanya dan suaranya menjadi lebih rendah dan serak. Napasnya mengeluarkan aroma yang berbau seperti perunggu dan besi digosok bersama. “Apakah kamu tidak takut dibunuh?”

Kakak Sulung menjawab perlahan, “Kamu tidak akan membunuhku.”

Suara Pemabuk itu terdengar lebih mengerikan ketika dia bertanya, “Mengapa membuatmu berpikir aku tidak akan membunuhmu?”

Saudara Sulung menjawab dengan tenang, “Karena kamu tidak yakin apakah kamu bisa membunuhku.”

Pemabuk itu menertawakannya dan mengejek, “Kamu hanya memiliki sedikit peluang untuk selamat.”

Kakak Sulung tersenyum sebagai tanggapan, mengatakan, “Bahkan jika saya memiliki kurang dari itu, Anda masih tidak akan berani mencoba membunuh saya, belum lagi bahwa saya masih memiliki sedikit peluang.”

Pemabuk itu menegang dan bertanya, “Mengapa kamu begitu yakin?”

Saudara Sulung menjawab, “Saya tidak tahu apa-apa tentang berkelahi. Tapi tidak peduli apakah di dalam Akademi atau di seluruh dunia, Jun Mo, Kakak Perempuan Senior dan Kakak Bungsu adalah tiga yang paling kuat dalam pertempuran. Karena mereka semua berkata kamu tidak akan mencoba membunuhku, aku memilih untuk percaya penilaian mereka bahwa kamu tidak akan membunuhku. ”

Pemabuk itu bertanya, “Bahkan jika penilaian mereka akan menyebabkan kematianmu?”

Saudara Sulung menjawab, “Saya pikir mereka benar. Jadi, saya mau mencoba. ”

Pemabuk itu bertanya, “Apa yang mereka katakan untuk membuatmu percaya begitu?”

Kakak Sulung menjawab, “Mereka mengatakan Anda telah hidup begitu lama, begitu lama sehingga Anda sudah sangat takut mati.”

Setelah mendengar kata-kata ini, si Pemabuk menjadi diam untuk waktu yang lama.

Kemudian dia bertanya lagi, “Mengapa mereka mengirimmu kepadaku, bukannya ke Jagal?”

Kakak Sulung menjawab, “Kakak perempuan senior mengatakan bahwa Jagal berjalan terlalu lambat, hampir tidak lebih cepat dari saya atau kepala biksu. Karena itu, kita tidak perlu khawatir tentang dia, setidaknya untuk hari ini. ”

“Bagaimana dengan dia?” Pemabuk itu tiba-tiba bertanya, “Apakah kamu benar-benar tidak takut padanya?”

Kakak Sulung tahu siapa yang dia bicarakan dan tersenyum mendengarnya, “Dia telah hidup sebentar di gunung belakang Akademi. Kami tidak takut padanya. Sebaliknya, kita semua menyukainya. ”

…

Di lembah-lembah di antara pegunungan nila, sebuah jalan telah dibangun yang cukup lebar untuk kereta sederhana. Tetapi orang memilih untuk melewatinya dengan berjalan demi kenyamanan.

Dua orang baru saja keluar dari Verdant Canyon. Pria itu mengenakan topi bambu dan gaun kain dan dia memegang tongkat. Dia tampak seperti seorang sadhu yang terkadang terlihat di daerah pedesaan. Sementara wanita di sampingnya memegang beberapa potong sulaman dan mengenakan pakaian merah. Dia manis dan menawan sebagai pengantin baru. Pasangan yang tampak canggung ini adalah Jun Mo, yang telah mencukur kepalanya untuk mengejar agama Buddha, dan Mu You, saudari ketujuh dan istri baru.

Jun Mo melihat tanah yang gelap dan kaya di depan Verdant Canyon, mengingat apa yang terjadi di sini setengah tahun yang lalu serta lengannya yang patah di sini. Dia diam. Mu You juga tidak mengatakan apa-apa.

Mereka terus berjalan ke selatan. Namun, mereka tidak seperti Kakak Sulung mereka, yang mampu mencapai Negara Yang Tidak Tersendiri. Tampaknya mereka tidak akan tiba di Peach Mountain tepat waktu. Kemana mereka pergi dan apa yang mereka rencanakan?

Datang ke Sungai Fuchun, mereka naik ke paviliun di atas Gunung Hu. Jun Mo mengerutkan kening saat dia melihat ke arah tenggara. Dia merasakan bahwa pedang Liu Bai telah meninggalkan Pedang Garret untuk Peach Mountain.

Dia diam beberapa saat, merasakan angin berhembus ke dirinya sendiri.

Dia dulu berdiri di depan Ngarai Verdant, penuh ambisi yang tinggi. Sekarang, Liu Bai telah sepenuhnya pulih dan membuat terobosan lain ke tingkat legendaris. Di sisi lain, ia masih belum pulih dari cedera, dengan satu tangan masih hilang. Dia tidak tahu kapan atau bagaimana dia bisa mencapai tingkat yang sama dari Liu Bai. Sulit untuk menelannya.

Dia melihat ke arah Kerajaan Kerajaan Bukit-Barat, seolah-olah dia bisa melihat pedang Liu Bai terbang ke Gunung Peach dan gadis itu berdiri di depan Aula Cahaya Ilahi di Gunung Peach. Kemudian dia teringat gadis yang berlutut di atas gunung tak bernama di utara Chang’an bertahun-tahun lalu, mencoba mengumpulkan abu tuannya ke dalam panci. Dia tidak tahu yang mana yang sebenarnya. Tetapi dia tahu bahwa dia selalu kuat.

“Bagaimana jika dia masuk?” Mu You khawatir tentang junior mereka di Peach Mountain.

Jun Mo menjawab, “Itulah yang kami rencanakan.”

Mu You terkejut dan bertanya, “Lalu bagaimana jika dia tidak melakukannya?”

Jun Mo menjawab, “Dengan Kepala Sekolah kita pergi ke Surga dan Dekan Biara lumpuh, Liu Bai sudah menjadi yang paling kuat di dunia bahkan jika dia tidak melakukan terobosan ke Lima Negara, belum lagi yang dia miliki. Dia dengan mudah mengungguli Drunkard dan the Butcher. Sekarang, pedangnya sudah ada di Peach Mountain, jadi tidak ada alasan baginya untuk tidak terlibat. Perubahan yang disebutkan Yu Lian ada di pedang itu. ”

Mu You berkata, “Dia seharusnya mengharapkan itu.”

Jun Mo berkata, “Adik Bungsu Kami yang berada di sana mungkin akan sangat mengganggu baginya. Ketika orang jengkel, mereka tidak pandai dalam berpikir. Ketika Haotian kesal, dia tidak akan repot-repot berpikir. ”

…

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–