Nightfall Chapter 914

Website sudah kembali normal seperti semula, happy reading 🙂👍

Bab 914: Tanpa Judul

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Ning Que dan Mo Shanshan duduk di kursi batu yang menghadap danau di bawah senja. Merumput tidak jauh dari sana, kuda hitam besar itu tidak menelan rumput melainkan untuk menghabiskan waktu.

Ning Que berbicara tentang apa yang terjadi di Jingdu. Mo Shanshan mengedipkan bulu matanya yang ramping dengan lembut dan menatap ujung yang muncul dari rok putih tanpa suara. Bahkan ketika dia mendengar gurunya terluka parah, raut wajahnya tetap sama. Namun, dia sedikit terkejut ketika dia mengetahui bahwa Ning Que menjadi raja Kerajaan Sungai Besar.

Tidak seperti banyak wanita di dunia manusia yang telah terombang-ambing oleh novel-novel cendekiawan berbakat dan wanita cantik, dia tidak meminta pria yang dicintainya mengapa ikut campur dalam pernikahannya ketika dia menolak untuk menikahinya.

“Kembali di Chang’an, Anda mengatakan bahwa dia lari jauh ke surga dan tidak bisa kembali, jadi tidak ada cara bagi Anda untuk menjangkau dia. Sekarang dia telah kembali ke dunia manusia, apa yang kamu rencanakan untuk lakukan? ”

Ning Que berkata, “Saya menemukan bahwa apa yang saya pikirkan saat itu terlalu sederhana. Bahkan, dia selalu ada di sana apakah dia pergi ke surga atau tinggal di dunia manusia. ”

Mo Shanshan berkata, “Dia bukan Sangsang, tapi Haotian sekarang. Bisakah kamu masih mencintainya? ”

Ning Que memikirkannya dan kemudian berkata, “Saya telah memikirkan masalah ini. Dia memang Haotian, tapi dia memiliki semua kenangan Sangsang dan semua kenangan bersamaku. Bagaimana saya bisa percaya bahwa dia bukan Sangsang? ”

Dia terdiam beberapa saat dan terus berkata, “Saya tahu tidak ada yang menyukainya, tetapi saya tidak peduli. Sebenarnya, saya tidak pernah peduli tentang itu. Kurasa aku benar-benar mencintainya. ”

Mo Shanshan mendongak dan menatap matanya, “Bagaimana dengan saya?”

Ning Que terdiam.

Mo Shanshan berbisik, “Kamu benar-benar menyedihkan.”

Ning Que berkata, “Dari sudut pandang tertentu, saya tentu saja.”

Mo Shanshan berkata sambil tersenyum, “Tapi lebih baik bagimu untuk menjadi patah hati.”

Cinta itu rumit. Jika Ning Que ingin bersama Shanshan, maka dia akan menyakiti Sangsang. Jika dia mencoba untuk menyenangkan Shanshan dan Sangsang pada saat yang sama, maka dia akan menyakiti mereka berdua.

Kebanyakan pria adalah pemain. Beberapa mungkin dapat menyenangkan beberapa gadis pada saat yang sama, tetapi Ning Que tidak bisa. Selain itu, masalah yang paling penting adalah bahwa Sangsang dan Shanshan tidak akan membiarkannya melakukannya.

Melihat wajahnya yang cantik, Ning Que memikirkannya cukup lama dan berkata, “Kamu sangat baik.” Dia merasa sangat bodoh saat dia mengatakannya.

“Aku juga merasa bahwa aku gadis yang sangat baik.”

Melihat arah danau, Mo Shanshan menghela nafas, “Tapi itu masih belum cukup. Lagipula aku tidak akan memenangkan perang, tapi itu bukan karena aku pejuang yang buruk. Aku hanya harus menyerah pada tuhan. ”

Matahari terbenam menyinari danau yang tenang di antara tebing, menutupi permukaan danau dengan ombak keemasan. Dengan kegelapan jatuh, air menjadi gelap dan terbawa angin, seperti tinta di batu tinta.

Sangsang duduk di tepi danau. Dia tampak agak kesepian, tetapi masih setinggi langit.

Mo Shanshan melihat ke arah Sangsang dan terdiam untuk waktu yang lama. Kemudian dia mengambil kakinya ke kursi dan menggenggam kedua lututnya seolah dia kedinginan, bertanya, “Apakah kamu masih menyukai saya?”

Ning Que memikirkannya dan kemudian menjawab dengan jujur, “Ya.”

Dia berkata, “Tapi tidak cukup.”

Mantan “tidak cukup” dimaksudkan untuk dirinya sendiri, tetapi “tidak cukup” ini dimaksudkan untuknya.

Apa yang harus dikatakan Ning Que?

Dia memeluk lututnya dan berkata dengan sedih, “Kamu jauh lebih menyukainya.”

Air mata membasahi gaunnya.

Orang-orang semua berpikir bahwa dia adalah seorang wanita yang lembut yang tidak peduli tentang apa pun kecuali buku-buku jimat, dan bahwa dia tidak selaras dengan rakyat jelata. Seperti yang disebutkan sebelumnya, dia adalah yang terbaik dari yang terbaik.

Siapa yang bisa membayangkan bahwa dia akan menangis untuk seorang pria?

Ini adalah pertama kalinya bagi Ning Que melihatnya menangis. Dia sangat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa atau mengatakan apa. Akhirnya dia berseru, “Apakah membunuhku akan membuatmu lebih bahagia?”

Dia tidak bercanda kali ini. Dia benar-benar bersungguh-sungguh.

Kebaikan Shanshan kepadanya terlalu besar baginya untuk membayar. Dia tanpa sadar menawarkan padanya hal paling berharga yang dia miliki: hidupnya.

“Kamu hanya punya satu kehidupan. Jika Anda memberikannya kepada saya, lalu bagaimana dengan Sangsang? Atau itu hanya tipu muslihatmu untuk menipu gadis-gadis? Kamu benar-benar … “Kata Mo Shanshan dengan air mata. Itu adalah pertama kalinya dia meneteskan air mata di depan orang-orang, dan juga pertama kali dia ingin mengutuk. Namun, dia mengambilnya kembali pada saat terakhir.

Ning Que telah melakukan banyak hal yang tidak akan ditoleransi di dunia manusia dan dia sangat menyadari sifat berdarah dinginnya sendiri. Bagi orang normal, dia tidak diragukan lagi adalah bajingan, tetapi dia tidak pernah peduli bagaimana orang melihatnya. Hanya setelah melihat Shanshan menangis, dia menemukan bahwa benar-benar sulit untuk menjadi bajingan.

Itu sangat sunyi dan senja menghilang sedikit demi sedikit. Bayangan yang diproyeksikan oleh pohon di belakang kursi berangsur-angsur menyebar hingga menyatu dengan malam. Tidak ada yang membuat suara untuk waktu yang lama.

“Ke mana Anda akan pergi selanjutnya?” dia bertanya dengan suara serak.

Ning Que berkata, “Saya tidak tahu.”

Mo Shanshan menatapnya dan berkata dengan hati-hati, “Ini sangat sulit, bukan?”

Ning Que berkata, “Saya bisa menerimanya.”

Dia harus melanjutkan perjalanan apakah itu untuk dunia manusia atau untuk dirinya sendiri. Lagi pula, dia bukan satu-satunya yang menderita sejak Sangsang ikut bersamanya.

Melihat pemandangan punggung Sangsang, Mo Shanshan memiliki perasaan campur aduk dan berkata, “Kurasa itu pasti sulit baginya juga.”

…

…

Sangsang duduk di tepi danau sepanjang waktu.

Dia pertama kali melihat beberapa teratai hijau yang mengambang di danau dan menemukan bahwa teratai muda akan mewah dan melahirkan bunga teratai yang sangat indah tepat di pagi hari setelah dua puluh delapan hari.

Kemudian dia melihat ke danau dan menemukan bahwa sungai bawah tanah di bawah Gunung Mogan akan terhubung ke sisi gunung dalam tiga ratus tujuh puluh empat tahun ke depan dan pada saat itu danau itu akan hilang.

Gadis Kucing datang dengan gugup dan menyajikan secangkir teh kepada Sangsang. Dia sangat gugup dan ingin pensiun, tetapi Sangsang memintanya untuk tetap tinggal.

Sangsang memuja gadis-gadis kecil, karena ia dulu adalah gadis kecil sendiri. Namun, si Gadis Kucing tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Sangsang dan terlalu gugup untuk berbicara dengannya.

Sulit untuk melanjutkan obrolan jika salah satu pihak terlalu gugup. Sangsang sedikit mengerutkan kening dan bosan, melambaikan tangan untuk memaafkan Gadis Kucing.

Sangsang terus memandangi danau, mencoba mencari tahu apakah danau itu akan lenyap di muka karena tanah longsor enam ratus tahun kemudian. Dia terganggu dan tiba-tiba teringat Danau Yanming di Chang’an.

Teratai di danau mengingatkannya pada bunga lotus di Danau Yanming.

Itu tidak berarti apa-apa. Satu-satunya alasan saya mengingat teratai itu adalah karena saya menanamnya sendiri. Sangsang berpikir begitu dalam benaknya tetapi tahu dengan jelas bahwa itu hanyalah alasan.

Malam tiba. Dia menatap bintang-bintang.

Manusia menganggap bintang-bintang itu sangat kompleks, tetapi bagi Sangsang, mereka hanyalah bilangan murni dan jauh lebih sederhana daripada hal-hal di dunia manusia. Sangsang berpikir bahwa manusia cenderung mempersulit hal-hal, yang hanya karena itulah mereka dapat merasakan bahwa keberadaan mereka bermakna.

Bintang-bintang menyaksikan bumi dengan tenang. Posisi bintang-bintang dan jarak di antara mereka tetap sama persis selama jutaan tahun.

Dia tiba-tiba menemukan bahwa, dibandingkan dengan melihat bintang-bintang di Kerajaan Ilahi, menatap mereka di tanah sama-sama indah, tetapi selalu tampak agak monoton.

Tidak, ketenangan adalah keindahan yang sebenarnya.

Taoisme percaya bahwa ketenangan adalah keindahan sejati, karena aturan distribusi bintang-bintang adalah Haotian.

Maka itu tidak bisa diubah.

Pada saat ini, awan di barat daya langit malam diterbangkan, mengungkapkan bulan purnama.

Bulan bersinar di bumi, dan bersinar di langit malam juga. Cahaya bintang yang tampaknya stagnan sebelumnya langsung menjadi hidup, dan begitu pula seluruh dunia.

Sangsang menyipitkan mata dan mata berbentuk daun willow-nya tampak cerah.

Matanya juga dipenuhi dengan kebingungan.

Haotian datang ke dunia manusia, yang terdengar seperti dewa yang menimpa bumi. Bahkan, ketika aturan itu meninggalkan wilayah tujuannya dan datang ke dunia manusia, itu seperti bayi yang baru lahir ke dunia baru.

Bayi yang baru lahir mengandalkan naluri dan belajar untuk bertahan hidup dan tumbuh, masing-masing.

Dia juga mengandalkan naluri untuk bertahan hidup di bumi, tetapi nalurinya adalah aturan dan logika yang dingin. Perasaan lembut di dunia manusia benar-benar baru baginya.

Dia belajar dengan ceroboh.

Dia kesepian dan dia akan lebih kesepian tanpa Ning Que.

…

…

Mo Shanshan melihat bagian belakang Sangsang di tepi danau dan berkata dengan kasihan, “Dia memang menjalani kehidupan yang menyedihkan.”

Melihat ke arah Sangsang, Ning Que terdiam untuk sementara waktu dan berkata, “Dia tentu tidak ingin mendengar apa yang kamu katakan, tetapi kamu benar.”

Mo Shanshan berkata, “Jaga dia baik-baik.”

Berpikir tentang siksaan yang ia lalui di Aula Ilahi West Hill dan dalam perjalanan, Ning Que tertawa ironis dan berkata, “Aku juga hidup dalam kehidupan yang menyedihkan.”

Mo Shanshan berkata, “Tidakkah kamu berpikir bahwa aku juga sengsara?”

Ning Que hendak berbicara, tapi dia tiba-tiba merasakan sentuhan lembut dan basah di wajahnya.

Mo Shanshan mencium pipinya.

Dia sedikit terkejut.

Dia agak pemalu. Dia tidak ingin bersaing dengan Sangsang. Dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya kepada Ning Que.

Ning Que gugup dan melirik ke arah Sangsang.

Mo Shanshan memandangi pantai lainnya dan berbisik, “Rasanya seperti kita selingkuh.”

Ning Que memaksakan senyum pahit dan pergi diam.

Mo Shanshan berkata, “Jangan khawatir.”

Ning Que berkata, “Aku tidak mengkhawatirkannya.”

Mengetahui bahwa Ning Que kuat dalam penampilan tetapi rapuh di dalam, Mo Shanshan tidak bisa menahan tawa.

Ning Que berkata, “Aku mengkhawatirkanmu.”

Mo Shanshan tertawa dan berkata, “Jangan khawatir tentangku. Sebenarnya saya sudah memikirkan semuanya sejak dulu. ”

Ning Que berkata, “Bagaimana? Saya tidak bisa memahaminya sama sekali. ”

Mo Shanshan tersenyum dan berkata, “Dia bertemu denganmu lebih awal dariku, satu dekade sebelumnya sebenarnya. Bahkan Haotian tidak bisa membalikkan waktu, apalagi aku? ”

“Pergi dengannya. Jika dia kembali ke Kerajaan Ilahi atau meninggalkanmu, maka kamu selalu bisa kembali padaku. Sebelum itu, saya akan menghitung setiap hari. ”

“Jika?”

“Aku akan bertemu pria yang sangat baik.”

Mendengar ini, Ning Que hampir secara tidak sadar berkata, “Di mana Anda dapat menemukan seorang pria sebaik saya?” Namun, dia tiba-tiba menyadari bahwa itu akan terlalu nakal jika dia mengatakannya.

Mo Shanshan tahu apa yang dia pikirkan. Dia menahan tawa dan berkata, “Tidak ada banyak wanita sebaik saya, tetapi banyak pria yang lebih baik dari Anda.”

Ning Que sedikit malu dan harga dirinya terluka.

Tiba-tiba, Mo Shanshan berkata, “Aku menyukaimu.”

Cahaya bulan jatuh di wajahnya, dan dia tampak menarik dan elegan.

Bagaimana mungkin seorang pria bisa melupakan seorang gadis seperti dia?

“Tapi aku juga suka kalau kamu menyukainya.” Mo Shanshan tersenyum dan berkata, “Dan aku suka caramu peduli padanya.”

Ning Que tidak mengatakan sepatah kata pun dan hanya tersenyum padanya.

Saya menyukai Anda juga. Dia mengatakan hal itu dalam benaknya. Dan saya suka bagaimana Anda menangani seluruh masalah ini.

Dia bangkit dan berjalan keluar dari bayang-bayang pohon. Kemudian dia berjalan ke tepi danau yang lain, melihat bagian belakang Sangsang dan berkata, “Ayo pergi.”

Sangsang berdiri dan memandang Ning Que, mencoba mengatakan sesuatu. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa pada akhirnya.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Seorang gadis berpakaian putih melihat mereka di tepi danau.

Itu adalah musim dingin yang dalam dari tahun pertama Zheng Shi di Tang Besar, tiga ribu empat ratus lima puluh tahun Da Zhi di West Hill Divine Kingdom dan tahun keempat belas Chong Sheng di Great River Kingdom.

Dua ribu kavaleri dari Aula Suci Bukit Barat menyeberangi sungai dan pergi ke selatan.

Pasangan muda datang ke Kerajaan Sungai Besar.

Raja turun tahta.

Kerajaan Sungai Hebat mengubah gelar pemerintahannya menjadi Xi Huan.

Xi berarti berjemur.

Huan adalah nama aliran di Southland yang memiliki ribuan pohon akasia di kedua sisi.

Raja yang baru adalah seorang wanita. Pada hari kenaikan, dia masih mengenakan gaun putih bukannya jubah kekaisaran.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di Baca Komik Dan Novel Gratis <–